Kunjungan Ke Museum Nasional


LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM
”MUSEUM NASIONAL”




ILMU BUDAYA DASAR


1.               Aldrino Hakim (10113626)
2.               Amron daniel (1011671)
3.               Farhuna hayatul fitri (18116339)
4.               Mochamad Kemal Jayanagara (15113541)
5.               Muhammad Rizky Elriza (15116089)
6.               Puspa Anyatamara (15116814)





KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyusun karya tulis dengan judul LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM NASIONAL ini dengan baik.
            Karya tulis ini disusun sebagai tanda bukti bahwa kami telah mengunjungi museum nasional, serta sebagai bentuk pembahasan tentang isi dan latar belakang dari museum tersebut. Untuk memperjelas pembahasan tersebut, maka karya tulis ini juga telah dilengkapi dengan foto-foto yang relevan.
             Upaya penyusunan acara ini tidak lepas dari bantuan dan arahan dari berbagai pihak, maka kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.        Yang terhormat Ibu Meti Nurhayati selaku dosen Ilmu Budaya Dasar.
2.        Yang terhormat kedua orang tua kami yang selalu membantu baik secara moril maupun materil.
3.        Teman-teman 1ka13 yang memberi canda tawa dan dorongan semangat kepada kami
Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan dan penyusunan karya tulis ini masih  jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mohon kritik dan saran demi kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis sederhana ini, dapat bermanfaat bagi para pembacanya.


 
Jakarta, 20 April 2017


Tim Penulis



DAFTAR ISI


Halaman
COVER
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
4
D. Manfaat Penelitian
4
BAB II PEMBAHASAN MUSEUM NASIONAL
6
A.    Sejarah Museum Nasional                                                                                                                                
6
B.     Pembagian Ruang  Museum Nasional
7
C.     Fasilitas Museum Nasional
7



BAB III PENUTUP
8
A. Kesimpulan
8
B. Saran
8
LAMPIRAN
9



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kunjungan museum merupakan bentuk pencarian informasi dari luar lingkungan Universitas Gunadarma . Dengan dilaksanakannya kunjungan museum ini, maka salah satu manfaat yang didapatkan adalah kita menjadi dapat mengamati dan mempelajari secara langsung suatu objek maupun suatu  informasi yang dalam lingkungan sekitar kita yang mungkin tidak selalu dapat kita jumpai.
Dipilihnya objek Museum Nasional karena untuk mengetahui lebih jelas tentang benda-benda kuno dari seluruh Nusantara. Antara lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuno, prasasti, benda-benda kuno lainnya dan barang-barang kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda berharga. Dan dipilihnya Museum Nasional atau yang biasa di sebut dengan museum gajah di karenakan museum ini adalah museum pertama di Asia tenggara

B. Rumusan Masalah
1.    Bagaimana sejarah Museum Nasional ?
2.    Apa saja objek penelitian yang terdapat di Museum Nasional ?
3.    Apa saja fasilitas Museum Nasional ?

C. Tujuan
1.    Untuk mengetahui sejarah Museum Nasional
2.    Untuk mengetahui objek penelitian yang terdapat di Museum Nasional
3.    Untuk mengetahui mengetahui fasilitas yang ada di Museum Nasional

D. Manfaat
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1.      Penulis :
·         Menambah wawasan dan pengetahuan
·         Sarana menambah nilai sosial
·         Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
2.      Pembaca :
·         Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca
·         Membangkitkan kepedulian pembaca terhadap museum di Indonesia






BAB II
PEMBAHASAN
MUSEUM NASIONAL

A. Sejarah Museum Nasional
Museum Nasional terletak di jalan Merdeka Barat nomor 12 Jakarta Pusat. Cikal bakal lahirnya museum  ini adalah pada tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, pada saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. J.C.M. Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian museum.
Pada masa pemerintahan Inggris (1811-1816), Sir Thomas Stamford Raffles yang juga merupakan direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru yang terletak di Jalan Majapahit No. 3(yang sekarang terbagi menjadi medan merdeka barat). Gedung ini digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama "Societeit de Harmonie".) Lokasi gedung ini sekarang menjadi bagian dari kompleks Sekretariat Negara.
Pada tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan Majapahit, pemerintah Hindia Belanda mendirikan gedung yang hingga kini masih ditempati. Gedung museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang mengelola menyerahkan museum tersebut kepada pemerintah Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 September 1962. Sejak itu pengelolaan museum dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2005, Museum Nasional berada di bawah pengelolaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sehubungan dengan dipindahnya Direktorat Jenderal Kebudayaan ke lingkungan kementerian tersebut.
Museum Nasional juga dikenal sebagai Museum Gajah karena dihadiahkannya patung gajah berbahan perunggu oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871 yang kemudian dipasang di halaman depan museum. Meskipun demikian, sejak 28 Mei 1979, nama resmi lembaga ini adalah Museum Nasional Republik Indonesia. 

B.     Pembagian Ruang  Museum nasional
§  Geduang A
·         (Dalam renovasi saat kunjungan dilakukan)

§  Gedung B
Ruang Pamer lantai 1 bertema Manusia dan Lingkungan
Ruang Pamer lantai 2 bertema Ilmu Pengetahuan & Teknologi Gallery
Ruang Pamer lantai 3 bertema Organisasi Sosial
Ruang Pamer lantai 4 bertema Emas & Keramik


§  Gedung C
·         (Dalam Pembangunan saat kunjungan dilakukan)
 
 C.   Fasilitas Museum Nasional
§  Kids Corner
§  Audiotorium
§  Cafetaria
§  Mushola
§  Lift dan elevator
§  Parkiran





BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1        Museum Naional berada di jalan Merdeka Barat 12 dan didirikan pada tanggal 24 April 1778 yang merupakan meseum pertama di Asia tenggara
2        Objek penelitian yang ada pada museum tersebut antara lain benda-benda kuno dari seluruh Nusantara yang merupan saksi sejarah Indonesia.
3        Terdapat kids corner sebagai saran keluarga dan anak
4        Merupakan museum dengan fasilitas cukup lengkap dan memadai.

B.     Saran
Untuk lebih terciptanya kayra tulis yang lebih baik lagi, maka saran dari penulis, antara lain :
1        Diberikan layanan tour guide dari pihak museum
2        Kegiatan rutin selain Kids corner














LAMPIRAN -LAMPIRAN

A.    TIKET MASUK MUSEUM









B.     LAMPIRAN FOTO-FOTO



















                                                                           

Manusia dan Keadilan



Manusia adalah makhluk sosial yang kehidupannya tidak bisa lepas dari manusia lain, hidup secara berkelompok tidak bisa hidup sendiri. Dalam kehidupannya dengan manusia lain dalam bermasyarakat perlu adanya keadilan. Keadilan dalam memperlakukan orang sekitar, karna jika tidak adil dalam bersosialisasi maka akan timbul konflik yang merugikan kehidupan dalam masyarakat dan penderitaan batin.

·         Pengertian Keadilan
Keadilan dalam menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Keaadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. sebuah negara ideal akan bersandar pada empat sifat baik: kebijakan, keberanian, pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan.
John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: “Kita tidak hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.

·         Keadilan Sosial
Seperti pancasila yang bermaksud keadilan sosial adalah langkah yang menetukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya masing-masing.
5  Wujud keadilan sosial yang diperinci dalam perbuatan dan sikap:
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4. Sikap suka bekerja keras.
5. Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2.      Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3.      Pemerataan pembagian pendapatan.
4.      Pemerataan kesempatan kerja.
5.      Pemerataan kesempatan berusaha.
6.    Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan  kaum wanita.
7.      Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8.      Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.


Diberdayakan oleh Blogger.

About me

Halo bloggers, selamat datang di Lookie_Kun blog.
Blog sederhana yang saya buat sendiri dengan tangan dan otak saya yang bekerja semalaman untuk membuat blog ini hehe.
Semoga apa yang saya post di sini bermanfaat dan dapat memberikan dampak positif bagi kalian, ya semoga saja.
Berikan komentar positif dan sertakan cr apabila ingin di copy paste.
terima kasih

Statistics

Cari di Blog Ini

Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas FIKTI

Flickr

About Me

Blogger templates

Follow Us

About